BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
Indonesia, mengkonsumsi tempe adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan
masyarakatnya sehari-hari. Selain nutrisinya yang tidak kalah tinggi dari
makanan-makanan lainnya, tempe juga sangat ramah di kantong ibu rumah tangga.
Tempe juga menjadi primadona karena dengan hanya digoreng dan diberi bumbu
garam dan bawang putih saja rasa yang dihasilkan bisa sangat lezat. Apalagi
sekarang tempe sudah banyak ditemui di restoran hotel bintang 5 yang
tampilannya dapat diubah menjadi lebih berkelas.
Hal ini
membuktikan bahwa tempe sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya
walaupun tempe adalah primadona di negeri yang katanya agraris ini, bahan baku
pembuatan tempe, yaitu kedelai putih justru didapatkan dari luar negeri, dengan
kata lain kedelai impor. Apalagi saat ini harga kedelai impor terus merangkak
naik di kisaran harga Rp 9.000, ini membuat para pengusaha produksi tempe dan
konsumen mau tidak mau harus memutar otak guna mencari cara mengatasi hal ini.
Namun
setidaknya kita masih memiliki banyak komoditas ekspor yang berkualitas, salah
satu contohnya adalah edamame. Edamame yang berasal dari jepang malah menjadi
komoditas ekspor yang sangat menguntungkan. Selain nutrisinya yang tinggi,
edamame juga termasuk sebagai makanan sehat. Kedua bahan di atas memang
memiliki banyak perbedaan. Kedelai putih sudah lazim menjadi bahan baku tempe,
bagaimana dengan adamame? sebelumnya edamame hanya diolah menjadi cemilan yang
direbus ataupun di ubah menjadi susu kedelai edamame. Dalam karya tulis ilmiah
ini, kami ingin mengangkat tema mengenai pengolahan tempe berbahan dasar
edamame, guna untuk meningkatkan kualitas edamame itu sendiri.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui perbandingan gizi kedelai putih
dengan edamame
2. Mengetahui perbandingan gizi kedelai putih
dengan edamame setelah difermentasi menjadi tempe
1.3 Manfaat
Agar dapat memahami
perbandingan gizi antara kedelai putih dengan kedelai edamame sebelum dan
sesudah di fermentasi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Teknik Pengolahan dan Bahan
1.
Fermentasi
Arti kata fermentasi berasal
dari bahasa latin “fervere” yang
berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan
dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya
aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian (Suprihatin, 2010).
2.
Kapang (Rhizopus oligosporus)
Rhizopus oligosporus termasuk
dalam jenis fungi berfilamen sehingga disebut juga kapang (mold) Rhizopus oligosporus. Kapang ini digunakan
dalam pembuatan tempe melalui fermentasi dengan bahan dasar kedelai. Rhizopus oligosporus membentuk hifa penetrasi
rata-rata 1400 µm2 (±300 µm2) di luar permukaan kotiledon dan 1010 µm2 (± 340
µm2) pada bagian dalam (flat). Hifa terinfiltrasi pada kedalaman 742 µm /
sekitar 25% rata-rata lebar kotiledon kedelai (Harli, 2004).
3.
Tempe
Tempe adalah salah satu hasil
pangan dari Indonesia, dimana dalam proses pembuatannya dengan cara fermentasi
dari kacang kedelai atau kacang-kacang yang lainnya yang dapat difermentasikan
dengan Rhizopus oligosporus (Harli, 2004).
4.
Kedelai
Kedelai merupakan tanaman
pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai
kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah
Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17
sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke
Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang
(Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika (AKK, 1989)
5.
Edamame
Kedelai
sayur yang selama ini lebih dikenal sebagai edamame adalah salah satu jenis kedelai yang berasal dari jepang.Edamame ini dipanen saat polongnya masih muda
dan hijau, itu menyebabkan saat diolah edamame menjadi lebih cepat matang. Edamame memiliki kandungan protein yang tinggi,
serat, dan tidak berkolestrol (Sukamto, 2005).
2.2 Kandungan
Gizi Bahan
1.
Kedelai
putih dalam ukuran 100 g
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
Mineral
|
3.261 mg
|
Mineral
Kalium
|
1.835 mg
|
Magnesium
|
225 mg
|
Protein
|
2,8 mg
|
Lemak
|
1,5 mg
|
Karbohidrat
|
3,6 mg
|
Serat
|
0,1 mg
|
Vitamin
A
|
110 mcg
|
Vitamin
B
|
407 mcg
|
Kalori
|
331 g
|
Hidrat
arang
|
34,8 g
|
Fosfor
|
585 g
|
Sumber : Daftar komposisi
bahan makanan, 2004
2.
Edamame dalam ukuran 100 g
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
Lemak
total
|
8 g
|
Protein
|
11,4 g
|
Karbohidrat
total
|
8 g
|
Serat
pangan
|
3 g
|
Natrium
|
300 mg
|
Besi
|
14 % AKG
|
Kalium
|
9 % AKG
|
Kalsium
|
400 mg
|
Vitamin
A
|
10 % AKG
|
Vitamin
C
|
10 % AKG
|
Sumber : Daftar komposisi
bahan makanan, 2004
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Pembuatan
Tempe Kedelai Putih
Proses
dasar pembuatan tempe meliputi
perebusan, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, pengukusan, penambahan inokulum/peragian,
pengemasan, dan pemeraman. Berikut adalah tahapan proses pembuatan tempe (Astawan,
1991).
1.
Kedelai
2.
Pencucian
3.
Perebusan
4.
Perendaman
5.
Pengupasan
kulit
6.
Pencucian
7.
Perebusan
8.
Penirisan
/ Pendinginan
9.
Inokulasi
/ Peragian
10. Pembungkusan
11. Pemeraman
12. Tempe
3.2 Pembuatan
Tempe Edamame
Proses
pembuatan tempe yang berbahan dasar edamame sebagian besar sama dengan
pembuatan tempe yang berbahan dasar kedelai putih. Karena tekstur dari edamame
yang lebih lunak dari kedelai putih, proses pembuatan dari tempe edamame ini
lebih lama, untuk mendapatkan hasil fermentasi yang sempurna. Berikut adalah tahapan
pembuatan tempe edamame:
1.
Edamame
2.
Pencucian
3.
Perebusan
4.
Perendaman
5.
Pengupasan
kulit
6.
Pencucian
7.
Perebusan
8.
Penirisan
/ Pendinginan
9.
Inokulasi
/ Peragian
10. Pembungkusan
11. Pemeraman
12. Tempe
3.3 Nilai Gizi Tempe Kedelai
Putih
Energi (kal) : 201
Protein (gram) :
20,8
Lemak (gram) :
8,8
Hidrat arang (gram) :
13,5
Serat (gram) : 1,4
Abu (gram) :
1,6
Kalsium (mg) :
155
Fosfor (mg) : 326
Besi (mg) : 4
Karotin (mkg) :
34
Vitamin B1 (mg) : 0,19
Air (gram) :
55,3
bdd (berat yang dapat dimakan)
Sumber: Depkes RI, 1991
3.4 Nilai
Gizi Tempe Edamame
Dilihat
dari hasil gizi kedelai sebelum dan sesudah di fermentasi dapat disimpulkan
bahwa kandungan gizinya menurun menjadi setengah dari nilai gizinya sebelum difermentasi.
Ini disebabkan karena aktivitas ragi. Jadi nilai gizi berbahan dasar edamame
juga mengalami penurunan karena aktivitas ragi. Namun karena nilai gizi edamame
sebelum di fermentasi lebih besar dibandingkan kedelai putih, nilai gizi tempe
berbahan dasar edamame memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari tempe
berbahan dasar kedelai.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Fermentasi
terjadi karena adanya aktivitas ragi pada ekstrasi buah-buahan atau
biji-bijian.
2.
Rizhopus Oligosporus adalah ragi yang digunakan untuk feremntasi
tempe.
3.
Tempe
adalah hasil fermentasi dari tempe.
4.
Kedelai
putih adalah bahan dasar pembuatan tempe yang sering ditemui di pasaran.
5.
Edamame
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tempe.
6.
Proses
dasar pembuatan tempe meliputi
perebusan, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, pengukusan, penambahan inokulum/peragian,
pengemasan, dan pemeraman.
7.
Kandungan
Gizi kedelai yang telah di fermentasi menjadi tempe lebih kecil daripada
sebelum di fermentasi.
8.
Kandungan
Gizi edamame yang telah difermentasi menjadi tempe lebih kecil daripada sebelum
di fermentasi.
4.2 Saran
Oleh karena
sebelumnya kami belum pernah melakukan praktikum untuk mengukur kandungan gizi
yang sebenarnya dari tempe berbahan dasar edamame, ada baiknya apabila pembaca
dapat melakukan praktikum guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. (1989). Kedelai.
Yogyakarta. Kanisius.
Daftar komposisi bahan
makanan, 2004
Harli, Muhammad. 2004.
”Intisari Kado Tempe Buat Mama”. PT. Gramedia: Jakarta
Komposisi Zat Gizi Pangan
Indonesia Depkes RI Dir. Bin.Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi 1991
Sukamto.2005.”Edamame kedelai
Jepang”.Musi Perkasa Utama:Jakarta
Suprihatin.2010.”Teknologi
Fermentasi”.UNESA university press:Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar